Pengertian
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses
penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk
mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan
juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha
pada masa lalu dan sekarang.
Pengertian
Laporan Keuangan Menurut Definisi Para Ahli
- Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan
keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka
yang lain yang mempunyai makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu
fenomena. Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat
secara sendiri-sendiri. Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih
mudah menginterprestasikannya.
- Menurut Wild (2005,3) mendefinisikan Analisis
Laporan Keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan
keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan
estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
- Menurut Bernstein (1983 : 3), analisis
laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan
keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan
hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan.
Pengguna Analisa Laporan Keuangan
·
Management
·
Pemegang Saham
·
Kreditur
·
Supplier
·
Pemerintah
·
Karyawan
·
Konsumen
·
Masyarakat
Tujuan
Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan bagi berbagai pihak dengan
adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan analisis
laporan keuangan adalah :
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam
suatu periode tertent, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang
telah dicapai untuk beberapa periode
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang
menjadi kekurangan perusahaan
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja
uang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan
saat ini
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan
apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai
Manfaat
Analisa Laporan Keuangan
· Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang keuangan
· Mengetahui Kinerja Perusahaan
· Membantu dalam pengawasan perusahaan
· Membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan
· Melihat perkembangan usaha perusahaan selama beberapa waktu.
· Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang keuangan
· Mengetahui Kinerja Perusahaan
· Membantu dalam pengawasan perusahaan
· Membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan
· Melihat perkembangan usaha perusahaan selama beberapa waktu.
Langkah-langkah dalam melakukan Analisa Laporan Keuangan
· Menetapkan tujuan dari analisa
· Mempelajari industri dimana perusahaan beroperasi dengan menghubungkan iklim sekarang dan pembanguanan ekonomi.
· Mengembangkan pengetahuan tentang perusahaan dan manajemen
· Mengevaluasi laporan keuangan
· Mengikhtisarkan penemuan berdasarkan analisa dan pengambilan keputusan tentang perusahaan,terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan
Jenis-jenis Analisa Laporan Keuangan:
- Analisa Horizontal adalah analisa yang
membandingkan suatu pos dalam laporan keuangan dengan pos yang sama tetapi pada
periode yang berbeda.
Perubahan Rupiah = Angka periode tahun berjalan – Angka periode tahun dasar
Perubahan Prosentase = Perubahan Rupiah dibagi angka periode tahun dasar x 100
- Analisa Vertikal adalah analisa yang membandingkan pos dalam suatu laporan keuangan dengan pos lainnya yang dijadikan tolak ukur dalam 1 periode yang sama.
Pos dalam laporan keuangan yang lazim dijadikan tolak ukur adalah penjualan dan total aktiva.
- Analisa Likuiditas Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
Perubahan Rupiah = Angka periode tahun berjalan – Angka periode tahun dasar
Perubahan Prosentase = Perubahan Rupiah dibagi angka periode tahun dasar x 100
- Analisa Vertikal adalah analisa yang membandingkan pos dalam suatu laporan keuangan dengan pos lainnya yang dijadikan tolak ukur dalam 1 periode yang sama.
Pos dalam laporan keuangan yang lazim dijadikan tolak ukur adalah penjualan dan total aktiva.
- Analisa Likuiditas Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
- Current Ratio : Mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.
cara hitung : Aktiva Lancar dibagi Kewajiban Lancar
cara hitung : Aktiva Lancar dibagi Kewajiban Lancar
- Quick Ratio : Mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo dari dana yang
benar-benar likuid.
Cara hitung : Kas + Surat Berharga + Piutang dibagi kewajiban lancar
Cara hitung : Kas + Surat Berharga + Piutang dibagi kewajiban lancar
Analisis
Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Cash
Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat
berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
c. Quick
Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva
lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X
100%
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio
likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah semakin
baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP /
Penjualan Netto X 100%
b. Operating
Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP –
Biaya Administrasi & Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%
c. Net
Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
/ Penjualan Netto X 100%
d. Earning
Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.
Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:
Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah
Aktiva X 100%
e. Rate
of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio,rasio untuk mengukur
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah
Aktiva X 100%
f. Return
on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate
of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan
bagi pemegang saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:
Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal
Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio
Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik, sebaiknya Anda bisa
membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total
Aktiva X 100%
b. Total
Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal
Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio
Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%.
4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total
Aktiva X 100%
b. Working
Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode
siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal
Kerja Bersih X 100%
c. Fixed
Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap
yang dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:
Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva
Tetap X 100%
d. Inventory
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran
persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:
Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X
100%
e. Average
Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 /
Penjualan X 100%
f. Receivable
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi
nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang
Rata-Rata X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio
Activity ini adalah semakin baik, Anda bisa membandingkannya dengan nilai
rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai seberapa efisien
Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.
CONTOH KASUS
PT.
BACK THE GAME
Laporan
rugi laba
Periode
31 Desember 2001 s.d 31 Desember 2002
|
AKHIR
|
TAHUN
|
2002
|
2001
|
|
Penjualan
Harga
pokok brg dijual
Laba
kotor
Biaya
pem, adm dan umum
Laba
sbl bunga dan pajak
Biaya
bunga
Laba
sbl pajak
Pajak
Laba
stl pajak
Deviden
Laba
untuk saham biasa
Alokasi
laba ditahan
Laba
Bersih
|
Rp
3.405
2.041
1.368
812
552
31
521
193
328
10
318
291
27
|
Rp 3.100
1.900
1.200
780
420
39
381
141
240
10
230
200
30
|
PT
BACK THE GAME
Neraca
Periode
31 Desember 2001 s.d 31 Desember 2002
Aktiva
|
2002
|
2001
|
Utang
& modal
pemilik
|
2002
|
2001
|
Aktiva
Lancar
Kas
& Surat bhrg
Piutang
dgng
persediaan
Lain-lain
Total
Aktiva Lancar
Aktiva
Tetap
Gedung,
tanah & prl
akumulasi
Defresiaisi
Total
Aktiva Tetap
Total
Aktiva
|
260
596
471
61
1,388
498
(152)
139
485
1.873
|
120
522
587
52
1.281
398
(105)
136
429
1.710
|
Utang
Lancar
Utang
dagang
Utang
bank
Utang
akrual
Total
Utang Lancr
Utang
Jk Panjang
Total
utang
Saham
priferen
Saham
biasa
Capital
again
Laba
ditahan
Total
modal pemilik
Total
utang dan modal pemilik
|
109
136
176
421
120
541
10
87
1235
1332
1873
|
301
166
148
615
61
676
10
80
944
1034
1710
|
Hitunglah Analisis Rasio Laporan Keuangan
Likuiditas, Solvabilias dan Aktivitas PT BACK THE GAME !
1. Likuiditas
a. Curret Ratio
Current
Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar X 100 %
1388
/ 421 X 100 % = 3.3 %
b. Cash Ratio
Cash
Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
260
/ 421 X 100 % = 62 %
c. Quick
Ratio
Quick Ratio
= Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
(
260 + 596 ) / 421 X 100 % = 2,03 %
2. Solvabilitas
a. Total Debt to
Assets Ratio
Total
Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
541
/ 1873 X 100 % = 29 %
b. Total Debt to
Equity Ratio
Total
Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
541
/ 1235 X 100 % = 44 %
3. Aktivitas
a. Total Assets
Turn Over
Total
Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
3405
/ 1873 X 100 % = 1,82 %
b. Fixed Assets
Turn Over
Fixed
Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%
3405
/ 485 X 100 % = 7.02 %
c. Inventory
Turn Over
Inventory
Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
3405
/ 471 X 100 % = 7.23 %
d. Average
Collection Period Ratio
Average
Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%
596
X365 / 3405 X 100 % = 63,78 %
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar