SUMBER
MODAL KERJA
PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar
dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327)
menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang
tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban
lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
TUJUAN DAN SUMBER MODAL KERJA
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah
memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan
menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan
perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management
mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana s
1. Hasil operasi perusahaa
2. Keuntungan dari pernjualan surat-surat
berharga ( investasi jangka Pendek)
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA:
Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi
perusahaan, tapi berapakah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu
perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Sifat umum atau tipe perusahaan mempunyai
perbedaan kebutuhan modal kerja
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang yang akan
Dijual.
3. Tingkat Perputaran Persediaan
3. Tingkat Perputaran Persediaan
4. Tingkat Perputaran Piutang
5. Pengaruh Konjungtor
6. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual
aktiva jangka pendek
7. Pengaruh Musim
8. Kredit Rating dari Perusahaan
Sumber-sumber modal kerja pada umumnya berasal
dari:
1. Hasil operasi
perusahaan, adalah jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba
rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat
berharga (investasi jangka pendek), dalam menganalisis sumber modal kerja yang
berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan
modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan. Dari hasil
penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal
kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas.
3. Penjualan aktiva
tidak lancar, perubahan aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang akan
menyebabkan bertambahnya modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap
atau aktiva tidak lancar ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang
bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya
sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang
berlebih-lebihan).
4. Penjualan
saham atau obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang
jangka panjang guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi ini
mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena
itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga
akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah
modal kerja yang dibutuhkan.
BREAK
EVENT POINT
Pengertian Break Event Point
Break Even Point adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung dan tidak mengalami kerugian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mencapai titik break event point ialah prusahaan yang telah memiliki kesetaraan antara modal yang dikeluarkan untuk proses produksi dengan pendapatan produk yang dihasilkan.
Break Even Point adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami untung dan tidak mengalami kerugian. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mencapai titik break event point ialah prusahaan yang telah memiliki kesetaraan antara modal yang dikeluarkan untuk proses produksi dengan pendapatan produk yang dihasilkan.
Analisa BEP (Break Even Point) :
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP, perusahaan akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP, perusahaan akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
Rumus analisa BEP :
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)
Manfaat Break Even Point:
Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point :
1. Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan
laba
2. BEP menydiakan informasi tentang berbagai tingkat
jumlah volume suatu penjualan
3. Untuk mengevaluasi laba entitas secara
keseluruhan.
4. Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik
yang sangat mudah dibaca ataupun
dimengerti.
Kegunaan dari Break Even Point:
Diatas sudah dijabarkan analisa BEP penting
bagi pimpinan manajemen suatu perusahaan untuk bisa mengetahui berapa tingkat
produksi dimana total biaya yang dikeluarkan akan sama dengan total jumlah
penjualan. Dengan kata lain, dengan: BEP manajemen akan tahu hubungan antara
produksi, harga jual, penjualan, biaya, laba ataupun rugi sehingga bisa
mempermudah manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan.
Asumsi - asumsi dalam mengadakan BEP :
1. Harga
jual produk harus tetap
2. Tidak menggunakan lebih
dari satu jenis produk, apabila menggunakan lebih dari satu jenis produk maka
menggunakan perhitungan analisa BEP tersendiri
3. Produksi
haruslah konstan
4. Semua
biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik
Kegunaan Break Even Point :
BEP sangat berguna bagi perusahaan untuk menentukan
besaran jumlah produksi yang akan dihasilkan dan nilai harga jual barang
tersebut. Dengan menerapkan analisa BEP, perusahaan dapat melihat laba,
kerugian, harga jual, produksi, keuntungan, dan lain sebagainya yang telah
dapat diprediksi sebelumnya, sehingga mempermudah bagi pemimpin perusahaan
untuk menentukan kebijaksanaan.
Kelemahan Break Even Point :
Kelemahan Break Even Point :
Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan
oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai
beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara
lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas
untuk jangka waktu yang pendek. (Soehardi,2004).
1. Asumsi tentang linearityPada umumnya baik harga
jual per unit maupun variabel cost per unit, tidaklah berdiri sendiri terlepas
dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat penjualan yang melewati
suatu titik tertentu hanya akan dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per
unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis renevue tidak akan lurus,
melainkan melengkung. Disamping itu variabel operating cost per unit juga akan
bertambah besar dengan meningkatkan volume penjualan mendekati kapasitas penuh.
Hal ini bisa saja disebabkan karena menurunnya efesiensi tenaga kerja atau
bertambah besarnya upah lembur.
2. Klasifikasi biaya Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.
3. Jangka waktu penggunaan.Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.
2. Klasifikasi biaya Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.
3. Jangka waktu penggunaan.Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar